Kami mahu membantu

Hubungi Segera!

Thursday, December 31, 2009

Pantun Mari Sembahyang

Apasal la aku malas sembahyang,
 Tuhan kasi aku jasad siap dengan bayang - bayang,
 Bukan ke lebih beruntung daripada tiang,
 Berdiri tanpa roh malam & siang...

 Apasal la aku malas sembahyang,
 Kerja dah best keluarga pun dah senang,
 Negara pun dah aman tidak lagi hidup berdagang,
 Takkan
lima minit lima waktu aku tak boleh luang.....

 Apasal la aku malas sembahyang,
 Tuhan kasi otak supaya aku tak bangang,
 Tuhan kasi ilmu boleh fikir susah senang,
 Tuhan kasi nikmat kenapa aku tak kenang...

 Apasal la aku malas sembahyang,
 Main bola aku sanggup sampai petang,
 Beli tiket konsert aku sanggup beratur panjang,
 Apa la aku ingat masuk syurga boleh hutang...?

 Apasal la aku malas sembahyang,
 Aku kena ingat umur Kita bukannya panjang,
 Pagi Kita sihat petang boleh kejang,
 Nanti dalam kubur kena balun sorang - sorang....

 Apasal la aku malas sembahyang,
 Siksa neraka Cuba la aku bayang,
 Perjalanan akhirat memang terlalu panjang,
 Janji Allah Taala akan tertunai tak siapa boleh
 Halang!!!

Kunci Kebahagiaan


Biarpun liku-liku hidup yang dilalui terasa begitu payah, namun jika diri benar-benar mengenal Allah dan beribadat kepada-Nya, nescaya kita akan mendapat kebaikan, kebahagiaan dan ketenangan.

Namun jika kita ingkar kepada-Nya, jiwa pasti tidak tenteram walau tinggal di istana yang mewah nan megah. Ketahuilah bahawa di akhir kehidupan adalah pahit dan menderita kerana kita belum memiliki kunci kebahagiaan nan sejati.

 
Allah SWT berfirman yang bermaksud, “…dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta (berbagai-bagai jenis kekayaan) yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” (Surah al-Qashash [028], ayat 76)

Jika diteliti pengertian ayat ini, Allah SWT membela mereka agar tidak terjerumus ke dalam kejahatan di dunia dan di akhirat. Ini adalah janji dan berita gembira daripada Allah bagi orang-orang yang beriman bahawa Allah akan menghindarkan mereka (kerana keimanan mereka) dari semua keburukan orang kafir, godaan syaitan, keburukan diri sendiri, amal perbuatan yang jelek dan membantu meringankan beban mereka. Setiap Mukimin berhak atas pembelaan dan keutamaan seperti ini, sesuai dengan kadar keimanannya. Setiap orang diuji dengan perkara yang berbeza-beza dan percayalah ujian itu tanda kasih sayang Allah kepada kita.

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar). Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Surah at-Taghaabun [064], ayat 11)

Berdasarkan ayat di atas, hendaklah kita memahami bahawa setiap musibah yang menimpa adalah ketentuan Allah. Apabila kita redha dengan dugaan ini, kita akan menerimanya dengan pasrah dan usahlah berputus asa berdoa agar ktia diberi kekuatan dan jalan untuk menghadapi ujian getir itu.

Empat kunci kebahagiaan

Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya, “Empat perkara yang membawa kebahagiaan iaitu wanita yang solehah, rumah yang luas, jiran yang baik dan kenderaan yang selesa!” (Hadis riwayat Ibnu Hibban)

Kehidupan yang selesa adalah suatu bentuk kehidupan yang dialu-alukan oleh Islam di mana kehidupan yang sempurna memerlukan empat elemen asas yang penting iaitu:
  1. Wanita yang solehah - iaitu isteri yang baik yang dapat menguruskan keluarga dan rumahtangga dengan sempurna.
  2. Rumah yang luas yang boleh memberikan keselesaan untuk bermesra dengan keluarga dan anak-anak di samping dapat melapangkan fikiran dengan baik dan tenang.
  3. Jiran yang baik kerana jiran merupakan orang yang paling rapat selepas sanak saudara dan keluarga. Jiran yang baik dapat menjamin keharmonian hidup bermasyarakat sehinggakan ikatan kejiranan itu boleh bertukar seakan-akan sebuah kelurga yang kasih-mengasihi dan saling mengambil berat di antara satu sama lain.
  4. Kenderaan yang selesa kerana ia memberikan kemudahan dalam segala urusan.

Antara tabiat buruk yang mengancam kebahagiaan hidup ialah berfoya-foya dengan kehidupan mewah, boros harta dan membazir ketika berbelanja. Tabiat ini sering disebut dalam al-Quran sebagai punca kehancuran beberapa umat yang terdahulu. Oleh itu hendaklah kita sentiasa berdoa agar ditetapkan hati supaya tidak mudah condong ke arah kemungkaran dan kesesatan.

“….Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(Surah ali-‘Imran [003], ayat 8)

Sunday, December 13, 2009

RASA MALU

Sungguh beruntung orang-orang yang memiliki rasa malu. Islam telah memberikan tempat yang mulia bagi perasaan malu. Semaklah beberapa hadis berikut:


Salim bin Abdullah dari ayahnya, mengatakan bahwa Rasulullah S. A.W. lewat pada seorang Anshar yang sedang memberi nasihat (dalam riwayat lain: menyalahkan) saudaranya perihal malu. (Ia berkata, “Sesungguhnya engkau selalu merasa malu”, seakan-akan ia berkata, “Sesungguhnya malu itu membahayakanmu.”) Lalu, Rasulullah S.A.W.. bersabda, “Biarkan dia, karena malu itu sebagian dari iman.” (Shahih Bukhari)

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Nabi S.A.W. bersabda, “Iman itu ada enam puluh lebih cabangnya, dan malu adalah salah satu cabang iman.” (Shahih Bukhari)

*Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya dengan lafal Sab’uuna ‘tujuh puluh’, dan inilah yang kuat menurut pendapat saya, mengikuti pendapat Al-Qadhi Iyadh dan lainnya, sebagaimana telah saya jelaskan dalam Silsilatul Ahaditsish Shahihah (Muhammad Nashiruddin Al-Albani, -red)

Luar biasa kan, bahwasanya rasa malu itu bahkan di masukkan ke dalam salah satu bagian dari keimanan.

Dan yang lebih luar biasa lagi adalah bahwasanya Rasulullah saw, sang teladan terbaik umat manusia, juga memberikan keteladanan dalam urusan rasa malu.

Nabi S.A.W. lebih malu daripada seorang gadis dalam pingitannya. (HR Bukhari)

Hmmm.., lalu apakah rasa rasa malu yang kita miliki bisa menghambat kita dari pengembangan diri, dari tampil di muka umum, dari memberikan koreksi terhadap orang lain, atau dari kebaikan-kebaikan yang harus dilakukan dengan kepercayaan diri (PD), dan terkadang kita masih belum terlalu PD atau masih suka sering salah, seperti misalnya, berbicara di forum formal, forum massal, atau aktivitas yang terlihat orang?

Sesungguhnya bukan itu rasa malu yang sedang kita bicarakan. Rasa malu yang sedang kita bicarakan adalah perasaan malu untuk berbuat kemaksiatan, perasaan malu terhadap Allah, dan perasaan malu kalau tidak berbuat kebaikan. Nah, itulah rasa malu yang sebenarnya. Kalau dalam konteks rasa malu untuk tampil di depan umum, belum percaya diri, grogi, takut salah, dll, maka mungkin itu lebih tepat digolongkan ke dalam rasa minda.

Karena sesungguhnya rasa malu itu punya tempat, dan rasa malu yang baik itu pasti kan membawa kebaikan bagi pemiliknya. Hadis riwayat Imran bin Husaini ra., ia berkata: Nabi S.A.W.. pernah bersabda: Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan. (Shahih Muslim)

Jadi, jangan pernah malu jika mau berkembang, belajar, ataupun bertanya, meskipun untuk hal-hal yang terdengar sepertinya “tabu” jika harus diungkapkan di forum umum. Semak kesaksian ibunda kaum muslimin ketika berbicara mengenai keutamaan wanita-wanita Anshar, yang menyatakan bahwa (kurang lebih), sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar, rasa malu yang mereka miliki tidak menghalangi mereka dari memperdalam agama.

Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Seorang wanita bertanya kepada Nabi SA.W.. tentang cara wanita mandi wajib dari haid? Hadis berkata: Kemudian Aisyah menjelaskan bahwa beliau mengajarkannya cara mandi. (Di antara sabda beliau): Engkau ambil kapas yang diberi misik, lalu bersihkan dengan kapas itu. Wanita itu berkata: Bagaimana cara membersihkannya? Beliau bersabda: Maha suci Allah! Bersihkan saja dengan kapas itu. Dan beliau bersembunyi. (Sufyan bin Uyainah memberi isyarat tangan kepada kami pada wajahnya). Hadis melanjutkan: Aisyah berkata: Aku tarik wanita itu mendekati aku. Aku tahu apa yang diinginkan Nabi saw, lalu aku berkata kepadanya: Bersihkan bekas darah haidmu dengan kapas itu. (Shahih Muslim)

Semak pula pertanyaan seorang muslimah yang sedang bertanya mengenai hal (sangat mungkin) berasal dari pengalaman pribadinya. Hadis riwayat Ummu Salamah r.a., ia berkata: Ummu Sulaim datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika bermimpi? Rasulullah saw. bersabda: Ya, apabila ia melihat air (mani). Ummu Sulaim berkata lagi: Wahai Rasulullah, apakah wanita juga bermimpi? Beliau bersabda: Beruntunglah engkau. (Kalau tidak demikian), dari mana anaknya mirip dengannya. (Shahih Muslim)

Imam Ali r.a pun memiliki rasa malu, namun rasa malunya tidak menghalanginya dari mencari kejelasan dalam urusan agamanya, lihatlah bagaimana ia dengan cermat mengambil keadah untuk mengatasi rasa malunya.

Hadis riwayat Ali r.a., ia berkata: Aku adalah lelaki yang sering keluar mazi dan aku malu bertanya kepada Nabi S.A.W., karena posisi putri beliau. Lalu aku menyuruh Miqdad bin Aswad. Miqdad lalu menanyakan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda: Hendaknya ia membasuh kemaluannya lalu berwudu. (Shahih Muslim)

Jadi, intinya, milikilah rasa malu, karena rasa malu itu memiliki keutamaan yang tinggi dalam Islam, sehingga akhirnya rasa malu itu bisa menghalangi kita dari berbuat dosa maupun kemaksiatan. Namun, tempatkan rasa malu itu pada koridornya yang benar, untuk beberapa hal, menjadi seorang yang pemalu itu tidak tepat, contohnya ketika ingin menuntut ilmu, ataupun ketika kita akan berbuat kebaikan, karena sesungguhnya rasa malu itu membawa kebaikan.

Wallahu ‘alam

RENUNGAN KEPADA MEREKA YANG PEJUANGKAN AGAMA

"Apalah erti kemenangan kalau tidak membawa kebenaran Tidak mengapa menerima kekalahan selagi kita di dalam kebenaran. Allah bukan menilai kemenangan tapi menilai kebenaran. Oleh itu berjuanglah di atas kebenaran, sekalipun kalah".

1.Kalau kita berjuang menumpang platform orang, macam kita menumpang kapal orang.Kita ada matlamat sendiri, yang punya kapal mempunyai matlamat sendiri. Sudah tentulah yang punya kapal itu akan membawa kapalnya ke destinasi yang dia kehendaki. Bukan ke destinasi yang kita kehendaki. Bila hendak sampai?.


2.Di dalam perjuangan adakalanya kita mesti mara ke hadapan, adakalanya kita mesti undur ke belakang dan adakalanya kita mesti bertahan. Begitulah strategi di dalam perjuangan.

3.Perjuangan Islam tidak sama dengan Perjuangan Umat Islam. Perjuangan Islam perjuangan yang dilaksanakan oleh umat Islam yang berprinsipkan Islam berdasarkan Al Quran dan Al Hadis. Perjuangan Umat Islam ialah perjuangan yang dilaksanakan oleh umat Islam yang berdasarkan ideologi. Yang pertama kalau terkorban mati syahid. Yang kedua kalau terkorban mati sakit.

4.Kalaulah orang Islam itu ghairah mengamalkan ajaran Islam, tidak ada masa untuk berforum dan bermujadalah. Kerana masa mengamalkannya sangat terbatas

5.Apabila ada orang di sesebuah parti lain melakukan kesilapan atau kesalahan, bukan sahaja orang itu dihina, dikata dan dicerca bahkan parti orang itu pun dikata dan dicerca, tapi apabila Allah takdirkan membongkar kesalahan mana-mana orang di dalam parti atau jemaahnya sendiri, dia berkata, “Itu kesalahan individu, tidak ada kena-mengena dengan parti atau jemaah”.

6.Ada orang di dalam perjuangan, sanggup korbankan dasar dan prinsip perjuangan, kerana mempertahankan satu dua orang yang disukainya. Walaupun orang yang dipertahankannya itu melakukan kesalahan. Begitu juga ada orang yang sanggup korbankan dasar perjuangannya, kerana ada individu di dalam perjuangan itu berselisih faham dengannya.

7.Di dalam satu perjuangan, kita mesti pandai membezakan kesalahan dasar perjuangan, dengan kesalahan peribadi di dalam perjuangan. Apabila peribadi yang salah, kita tidak boleh meninggalkan perjuangan. Tapi apabila dasar perjuangan yang salah, tidak mengapa kita meninggalkan perjuangan itu.

8.Perjuangan itu macam orang buka ladang, orang yang boleh meneruskan pembukaan ladang itu di awal hingga akhir waktu menebang, membakar, membajak, menanam terlalu kurang berlakunya perselisihan dan krisis, kerana tidak ada apa yang hendak direbutkan, perselisihan dan krisis banyak berlaku selepas ladang mengeluarkan hasil, menimbul rebutan, pecahlah perpaduan, begitulah perjuangan selepas mendapat kejayaan atau kemerdekaan. Timbullah krisis yang membawa perpecahan yang hebat, justeru merebut hasil kemenangan

9.Apalah erti kemenangan kalau tidak membawa kebenaran ? ! Tidak mengapa menerima kekalahan selagi kita di dalam kebenaran. Allah bukan menilai kemenangan tapi menilai kebenaran. Oleh itu berjuanglah di atas kebenaran, sekalipun kalah.

10.Pertahankanlah kebenaran sekalipun kalah, hindarkanlah kebatilan sekalipun mendapat kemenangan.

11.Pemimpin politik selalunya hanya dapat menawan fizikal manusia. Pemimpin kerohanian biasanya dapat menawan hati manusia. Selalu sahaja berlaku pertembungan di dalam satu masa, bila pemimpin politik itu kalah, dia selalu sahaja menggunakan kuasa. Dia kalah di dalam kemenangan

12.Kemampuan kuasa tidak boleh menawan hati. Tapi kemampuan hati boleh menawan hati dan kuasa tanpa kuasa.

13.Allah tidak akan persoalkan kelak menang dan kalah, tapi yang Allah akan persoalkan ialah benar dan salah, begitu jugalah Allah tidak akan tanya tentang berjaya dan gagal tapi yang Allah akan tanya adalah bekerja dan berusaha mengikut syariat atau sebaliknya melanggar syariat.

14.Di dalam berjuang hendaklah kita lebih takut dengan dosa kita lebih daripada musuh, kerana dengan dosa itu Allah murka, apabila Allah murka kita dibiarkan oleh Allah kepada musuh, di waktu itu kita berhadapan dengan dua kerugian pertama kemurkaan Allah, kedua kekalahan dan kehinaan.

15. Apabila kebenaran itu dibawa oleh orang yang sudah hilang wibawa (hilang taqwa), kebenaran itu tidak akan diikuti orang, kebenaran itu tidak bernilai.

16. Yang mengelirukan orang awam di akhir zaman ini ialah hampir semua golongan menyebut Islam, orang fasik menyampaikan Islam, orang munafik menyampaikan Islam, yang jahil dengan Islam pun menyampaikan Islam, yang dasar perjuangannya tidak mengikut Islam pun memperkatakan Islam, orang kafir pun memperkatakan tentang Islam.


DARI : http://hembusan-amal.blogspot.com/

Sunday, November 29, 2009

Memahami Insurans & Takaful


Insurans adalah pemindahan risiko daripada seorang individu seperti anda, atau sebuah organisasi, seperti syarikat anda, kepada syarikat insurans. Anda atau syarikat anda akan dikenali sebagai pemegang polisi. Syarikat insurans akan menerima bayaran daripada anda dalam bentuk premium dan sekiranya anda mengalami sebarang kerugian atau kerosakan, syarikat insurans akan membayar pampasan kepada anda.

Takaful adalah pelan perlindungan berdasarkan prinsip Syariah. Dengan mencarum sejumlah wang ke dalam dana takaful dalam bentuk caruman penyertaan (tabarru), anda memeterai kontrak (aqad) bagi membolehkan anda menjadi seorang peserta dengan bersetuju untuk saling membantu antara satu sama lain, sekiranya salah seorang peserta mengalami kerugian yang ditetapkan.

Kedua-dua insurans dan takaful mempunyai prinsip asas yang sama. Sebagai contoh, pemegang polisi (anda) mestilah mempunyai kepentingan yang sah terhadap barang atau hayat yang diinsuranskan. Ini bermakna, anda akan menanggung kerugian kewangan sekiranya berlaku sesuatu kerosakan atau kehilangan kepada harta benda atau hayat yang diinsuranskan.


Anda tidak perlu membeli lebih daripada satu polisi atau pelan untuk melindungi harta anda. Sekiranya anda memiliki lebih daripada satu polisi, anda hanya boleh membuat satu tuntutan jika sebarang kerugian atau kerosakan berlaku.
 Jumlah yang boleh dibayar akan disumbangkan oleh syarikat-syarikat insurans yang terlibat. Oleh itu, anda tidak boleh meraih keuntungan daripada polisi insurans am atau pelan takaful. Sekiranya anda mengalami kerugian, syarikat insurans akan membayar pampasan yang setimpal atau anda akan ditetakkan kepada keadaan yang sama sebelum berlaku kerugian. Walau bagaimanapun, anda boleh membeli lebih daripada satu polisi untuk melindungi hayat anda.

boleh menikmati perkongsian lebihan daripada dana takaful, berdasarkan nisbah yang telah dipersetujui


Kontrak insurans atau takaful adalah atas prinsip penuh percaya mutlak . Oleh itu, anda sebagai pemegang polisi atau pelan haruslah mendedahkan semua maklumat penting yang diperlukan. Sekiranya anda gagal mendedahkan maklumat berkenaan, polisi atau pelan anda mungkin tidak sah dan anda tidak akan dilindungi ke atas sebarang kerugian atau kerosakan.

Selain itu, di bawah pelan takaful, anda boleh menikmati perkongsian lebihan daripada dana takaful, berdasarkan nisbah yang telah dipersetujui sekiranya anda tidak membuat sebarang tuntutan sepanjang tahun tersebut.

Klik sini untuk maklumat lanjut

i-Charge
















SERBA RINGKAS KEHEBATAN I-CHARGE

i-Charge produk paling laku di pasaran
Teknologi & Produk dari Japan
Jualan RM5 juta 3 bulan pertama di Malaysia
Beli 1 unit i-Charge, automatik jadi pengedar

MENGAPA ANDA PERLU MENYERTAI kami:


1.Anda mendapat Produk HEBAT untuk kereta anda.
2.Menjimatkan wang bayar minyak kereta anda sehingga 45%.
3.Apabila ANDA menyertai kami anda akan mendapat satu website percuma untuk promosi produk I-CHARGE. Contoh website ANDA perolehi percuma http://www.EraiCharge.com/usernameanda
4.Beli 1 unit I-CHARGE automatik menjadi RAKANNIAGA/PENGEDAR
5.Mendapat khidmat nasihat/bantuan melalui ONLINE
6.Pendapatan KEDUA yang luarbiasa & RAHSIA pendapatan RMxxxx (Empat Angka) sehari dengan I-CHARGE akan dibongkar.
7.ANDA tak perlu premis perniagaan & boleh beroperasi di mana-mana sahaja.
8.Boleh buat secara PART TIME/FULL TIME tanpa menganggu tugas harian.
9.Tidak perlu BELIAN SEMULA/MAINTAIN untuk dapatkan bonus berterusan.
10.Bantuan PROMOSI diberikan dari semasa ke semasa


HUBUNGI SAYA En. ZUBAIDI - 012-6482132
untuk demo produk dan maklumat lanjut

Thursday, November 26, 2009

Langkah Syaitan Menelanjangi Wanita

Syaitan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Syaitan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

I. Menghilangkan Definisi Hijab


Dalam tahap ini syaitan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya..

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan.

Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?
 
 
Pertama, Membuka Bagian Tangan


Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka syaitan mem-bisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan syaitan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka syaitan berbisik,” Tuh tidak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada


Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah syaitan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang

Syaitan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” syaitan memberi ide baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit

Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka syaitan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”

Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya.

Inilah tahapan awal syaitan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah syaitan pada tahapan berikutnya.

II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit


Kini syaitan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.


Syaitan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka syaitan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”

Benar-benar bisikan syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan syaitan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Cristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya syaitanmelancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

III. Serba Mini


Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan syaitan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan syaitan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Syaitan tak mau ambil resiko.

Penutup

Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya. .

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bis shawab

TAZKIRAH: Korban


Rasulullah saw bersabda: "Tiada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Korban, lebih dicintai oleh Allah swt selain dari menyembelih haiwan korban. Sesungguhnya haiwan korban itu nanti di hari kiamat akan datang berserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, kuku-kukunya dan sesungguhnya sebelum darah korban itu menyentuh tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kamu semuanya dengan pahala korban itu". (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)


"Para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: "Ya Rasulullah, apakah Ud-hiyyah (korban) itu?". Rasulullah menjawab: "Itulah sunnah ayahmu Ibrahim". Para sahabat kembali bertanya: "Apakah yang kita akan peroleh dari Ud-hiyyah itu?". Rasulullah menjawab lagi: "Pada setiap helai bulu (dari binatang yang dikorbankan itu) kita akan mendapat satu kebajikan". (HR. Ahmad dan Ibn Majah)

"Barangsiapa yang diberi kemudahan, sehingga ia mampu berkorban akan tetapi tidak mahu berkorban, maka janganlah ia mendekati tempat solat kami ini". (HR Ahmad dan Ibn Majah)


Firman Allah yang bermaksud: "Dan binatang-binatang korban itu Kami jadikan buat kamu sebagai sebahagian dari upacara-upacara (agama) Allah. Padanya ada kebaikan bagi kamu. Oleh kerana itu sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya dalam keadaan berbaris-baris. Maka apabila gugur (sembelihan- sembelihan itu), makanlah daripadanya dan berilah makan fakir yang menjaga kehormatan dan fakir yang meminta. Demikianlah Kami mudahkan (binatang-binatang) itu untuk kamu agar kamu bersyukur".

"Tidak akan sampai kepada Allah daging-dagingnya dan tidak pula darah-darahnya. Tetapi akan sampai kepada Allah ialah ketaqwaan dari kamu. Demikianlah dipermudahkannya korban-korban kepada kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan hendaklah kamu gembirakan orang-orang yang berbuat kebajikan ". (al-Hajj : 36-37)

5 wasiat dari Allah s.w.t. kepada Rasulullah s.a.w.

Dari Nabi s.a.w., "Pada waktu malam saya diisrakkan sampai ke langit, Allah s.w.t. telah memberikan lima wasiat, antaranya :
  • Janganlah engkau gantungkan hatimu kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk engkau.
  • Jadikan cintamu kepada-Ku kerana tempat kembalimu adalah kepada-Ku.
  • Bersungguh-sungguhlah engkau mencari syurga.
  • Putuskan harapan dari makhluk kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa ditangan mereka.
  • Rajinlah mengerjakan sembahyang tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu beserta tahajjud.
Saya amat tertarik dengan isi yang ke keempat. Kebanyakkan kita hari ini bergantung kepada mahkluk dalam apa jua urusan seharian malah menyembah mereka. Lailla ha illallah... Tiada tuhan selain Allah.. apa yang kalian faham dengan kalimah agung tersebut?

 
Rezeki atau gaji yang anda dapat dari siapa? Bos, majian atau Allah? Di ikutkan logik akal sudah tentu majian anda betul tidak? Anda kerja kemudian dibayar upah atau gaji. Jika itu menjadi idea fikiran anda selama ini, mudah itu menunjukan kelemahan iman dan kalimah toyyibah.

 
Ibrahim ibnu Adham berkata, "Telah datang kepadaku bebrapa orang tetamu, dan saya tahu mereka itu adalah wakil guru tariqat. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah s.w.t.

 
Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada kamu 7 perkara, iaitu:
  • Orang yang banyak bicaranya janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya.
  • Orang yang banyak makan janganlah kamu harapkan sangat kata-kata hikmah darinya.
  • Orang yang banyak bergaul dengan manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadatnya.
  • Orang yang cinta kepada dunia janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya.
  • Orang yang bodoh janganlah kamu harapkan sangat akan hidup hatinya.
  • Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.
  • Orang yang mencari keredhaan manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah darinya."
Isi yang akhir sekali menjadi pilihan kerana ia mudah difahami dan boleh dijumpai disekeliling anda. Lebih tepat bagi saya orang yang mengharapkan kepada mahkluk. Mahkluk yang tiada daya upaya kuasa dalam menentukan kita ke syurga neraka.

Saturday, November 7, 2009

Aurat Wanita



1.Bulu kening

Menurut Bukhari " Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening) "
Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari

2. Kaki (tumit kaki)
" Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan "
An-Nur 31
a) menampakkan kaki
b) menghayungkan/melenggokkan badan mengikut hentakkan kaki

3. Wangian
" Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina "
Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban

4. Dada
" Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudunghingga menutupi dada-dada mereka "
An-Nur 31

5. Gigi
" Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya "
Riwayat At-Thabrani

" Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya
menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah "
Riwayat Bukhari dan Muslim

6. Muka dan leher
" Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu "
a) bersolek (make-up)
b) menurut Maqatil Sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah

7. Muka dan Tangan
" Asma Binti Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasullulah “
Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja "
Riwayat Muslim dan Bukhari

8. Tangan
" Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis
yang tidak halal baginya "
Riwayat At Tabrani dan Baihaqi

9. Mata
" Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya "
An Nur 31

" Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama, ada pun pandangan seterusnya tidak dibenarkan "
Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi

10. Mulut (suara)
" Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara shingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan perkataan yang baik "
Al Ahzab 32

" Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi "
Riwayat Ibn Majah

11. Kemaluan
 " Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina) "
An Nur 31

" Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (tidak berzina) dan menta'ati suaminya, maka masuklah ia kedalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya "
Riwayat Al Bazzar

" Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannyabukan dirumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah "

Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah

12. Pakaian
" Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan,maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti"
Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibn Majah

" Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya "
Riwayat Bukhari dan Muslim
a) Berpakaian tipis / jarang
b) Berpakaian ketat / membentuk
c) Berpakaian berbelah / membuka bahagian-bahagian tertentu

" Hai nabi-nabi katakanalah kepada isteri-isterimu, anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan loggar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "
Al Ahzab 59

13. Rambut
" Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya "
Riwayat Bukhari dan Muslim

14. " Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan mentaati suaminya, segala makhluk, burung yang
terbang, ikan di laut, malaikat di langit matahari dan bulan dan lain-lain memohon keampunan Allah untuknya"

Perempuan mudah ke syurga tapi banyak ke neraka?

Perempuan, wanita.

Perempuan begitu penting dalam kehidupan seorang lelaki. Jika tidak Allah swt tidak akan menjadikan Siti Hawa a.s dari tulang rusuk Nabi Adam a.s sendiri untuk memenuhi rasa sunyinya yang keseorang di dalam syurga.

Bagi isteri hanya 4 syarat untuk mereka ke syurga
“Apabila seorang isteri mengerjakan solat 5 waktu, mengerjakan puasa sebulan, memelihara kehormatannya (aurat) serta mentaati suaminya, nescaya dia akan masuk syurga”.
 (Riwayat Imam Bazzar melalui Anas r.a)

Daripada Anas, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud:
“Apabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan), menjaga kehormatan dan taat kepada suami, dia akan disuruh memasuki syurga melalui mana-mana pintu yang dia sukai.”
 (Hadis Riwayat Ahmad)

Perempuan tidak perlu keluar berjihad atau berperang, cukup sekadar mengerjakan haji atau umrah bagi yang cukup syaratnya.

Daripada Aishah r.a. katanya, aku berkata, “Ya Rasulullah, kita mengetahui bahawa jihad adalah sebaik-baik amalan. Oleh itu apakah kami kaum wanita tidak boleh ikut berjihad?” Baginda terus menjawab: “Bagi kamu semua (kaum wanita) jihad yang paling baik ialah mengerjakan haji dan mendapatkan haji mabrur.

Rasulullah SAW bersabda: ” Jihad orang yang tua, lemah dan wanita ialah menunaikan haji” (an-Nasa’i)”


Pernah Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Jikalau sekiranya ada perintah dari Allah SWT untuk menyuruh manusia sujud kepada manusia nescaya aku suruh isteri sujud kepada suaminya.”


Perempuan begitu bererti bagi seorang lelaki, kerana tanpa perempuan :


1. hidup seorang lelaki tidak akan sempurna.
2. tidak akan bertambah zuriat di muka bumi.
3. tidak akan bergelar seorang suami.
4. tidak akan menjadi pemimpin dalam rumahtangga.
5. tidak teman untuk bergurau senda.

Kejadian perempuan adalah lemah kerana dijadikan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menyebabkan ada kalanya ia sukar dibentuk kecuali dengan hikmah dan kebijaksanaan yang tinggi oleh lelaki yang dapat membimbingnya ke arah kebaikan.

Perempuan tidak boleh :


1. menjadi wali
2. menjadi rasul atau nabi
3. memberi talak

Tetapi dua per tiga daripada perempuan menjadi penghuni neraka.

Dari Abdullah bin Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda:
“Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar iaitu memohon ampun. Kerana aku melihat kaum wanitalah yang lebih ramai menjadi penghuni Neraka.”

Seorang wanita yang cukup pintar di antara mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kami kaum wanita yang lebih ramai menjadi penghuni Neraka?” Rasulullah S.A.W bersabda:
“Kamu banyak mengutuk dan mengingkari suami. Aku tidak melihat mereka yang kekurangan akal dan agama yang lebih menguasai pemilik akal, daripada golongan kamu."

Wanita itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah! Apakah maksud kekurangan akal dan agama itu? Rasulullah s.a.w bersabda:
“Maksud kekurangan akal ialah penyaksian dua orang wanita sama dengan penyaksian seorang lelaki. Inilah yang dikatakan kekurangan akal. Begitu juga wanita tidak mendirikan sembahyang pada malam-malam yang dilaluinya kemudian berbuka pada bulan Ramadhan kerana haid. Maka inilah yang dikatakan kekurangan agama”.
Kedudukan dan kemulian perempuan.



Allah telah menetapkan kedudukan perempuan adalah di belakang lelaki sebagaimana firmanNya dalam surah an-Nisaa’, ayat 34 yang bermaksud : "Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain dan kerana mereka telah menafkahkan sebahagian daripada harta mereka. Sebab itu wanita solehah ialah yang taat kepada Allah dan memelihar diri ketika ketiadaan suami sebagaimana yang Allah tetapkan".


Namun tidak bermakna perempuan hanya menjadi pak turut tanpa ada kuasa menyatakan pendirian, pegangan, pendapat atau lain-lain. Jauh tersembunyi, perempuan sebenarnya dianugerahkan dengan kuasa pengaruh yang jika digunakan dengan tepat, lelaki bersedia menurut kehendaknya dan memberi segala haknya.

Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firmannya, surah Aali-Imran, ayat 14 yang bermaksud : "Dihiasi dunia itu (pada pandangan manusia) dengan kecintaan kepada perempuan".

 
Sabda Rasulullah saw tentang besarnya peranan perempuan ini ialah :
"Perempuan itu tiang negara, jika baik perempuan di sesuatu negara itu, maka baiklah negara itu, begitulah sebaliknya".

Islam menganjurkan supaya wanita diberi peluang untuk mendapatkan pendidikan/pelajaran yang sama dengan kaum lelaki. Islam menetapkan asas-asas institusi keluarga yang menjamin kepentingan wanita.

Wanita dan lelaki adalah sama dari segi kemanusiaan. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam melaksanakan tugas-tugas agama. Islam menghapuskan tuduhan yang dilemparkan oleh ahli-ahli agama sebelum Islam yang merendahkankedudukan wanita. Islam memerintahkan manusia supaya memuliakan wanita sebagai anak kecil, isteri dan ibu.

Kalau demikian tinggi dan hebat kemuliaan dan kedudukan perempuan, wajiblah dipelihara dengan sebaik-baiknya kerana jika Allah mencabut kemuliaan itu, perempuan akan menjadi amat hina hingga tiadalah tempat lain yang lebih berhak baginya kecuali neraka.

Buat kaum Adam, hormatilah mereka ini. Kitalah yang mencorak mereka, bimbinglah mereka agar kita dan dia selamat dunia akhirat. Insyallah... amin...

Thursday, November 5, 2009

Sinar Jumaat: Carilah Ketenangan Di Masjid, Surau

Tidak ada tempat lebih baik di bumi ini selain rumah-rumah Allah yang dikenali sebagai masjid ataupun surau. Ini kerana di situlah terbit segala ketenangan yang diimpikan oleh segenap insan, iaitu insan yang berusaha membentuk dirinya menjadi hamba Allah yang terbaik sepanjang hidup dengan amalan-amalan yang bersifat peribadatan hanya kepada-Nya.


Tidak ada tempat di bumi ini yang mampu menjanjikan ketenangan dan kedamaian hidup, melainkan rumah Allah. Justeru terdapat sebuah hadis Nabi s.a.w. menegaskan bahawa rumah Allah menjanjikan bukan sekadar ketenangan, malah beberapa nikmat lain sebagai dorongan berbuat kebaikan.

Hal ini telah disebut menerusi hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim daripada Abu Hurairah maksudnya: "Tidak berhimpun satu kaum dalam rumah daripada rumah-rumah Allah (masjid/surau) , membaca kitab Allah (al-Quran) dan berdiskusi mengenainya sesama mereka, melainkan diturunkan ke atas mereka ketenangan, mereka diselubungi dengan rahmat Allah, dikelilingi dengan para Malaikat (menulis segala kebaikan mereka) dan Allah akan sentiasa mengingati mereka (kerana mereka juga mengingati-Nya) ."

Segala janji yang ditaburkan oleh baginda Rasulullah dalam hadis di atas, bukanlah satu perkara retorik seperti janji-janji dalam pilihan raya, ia janji yang akan ditunaikan sendiri oleh Allah SWT, iaitu agar umat Islam menjadi umat terbaik dengan mengecapi ketenangan, kedamaian hidup, rahmat Allah serta yang paling penting mereka diingati oleh Allah selaku Pencipta manusia.

Janji-janji tersebut diberikan apabila ada di kalangan insan Muslim yang memiliki ciri-ciri kebaikan seperti membaca dan mendiskusikan al-Quran, dalam erti kata mereka bersedia untuk mengkaji isi-isi kandungannya untuk dijadikan bahan rujukan, pegangan, kefahaman menuju jalan sempurna.

Justeru, Allah SWT menegaskan bahawa golongan Muslim yang sanggup memakmurkannya rumah-Nya adalah terdiri daripada mereka yang benar-benar memiliki kualiti iman yang sempurna.

Hal ini ditegaskannya menerusi ayat 18 surah at-Taubah maksudnya: "Hanyasanya yang layak memakmurkan (menghidupkan) masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat serta mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan tidak takut melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat-sifat Yang tersebut) maka adalah diharapkan mereka menjadi dari golongan yang mendapat petunjuk."

Ayat di atas jelas menunjukkan bahawa keimanan yang kental, kepercayaan teguh berpegang kepada hari akhirat, melaksanakan tugas utama dengan bersolat, mengeluarkan zakat serta takut hanya kepada Allah dan tidak yang lain selain-Nya, adalah senjata utama bagi mengekalkan seseorang yang beriman itu menjadi pemakmur rumah Allah yang setia.


Di mana remaja dalam hal ini?

Remaja Muslim pada hari ini lebih tersohor dengan kumpulan 'mat/minah rempit', menjadi golongan yang suka membuang masa seperti terlibat dalam budaya lepak di sana sini, terlibat dengan program-program hiburan melampau, menjadi penyokong kelab bola sepak negeri dan bermacam-macam lagi.

Remaja Muslim hari ini tidak berusaha meningkatkan prestasi kefahaman mereka dengan Islam, sehingga sanggup menjadi golongan penagih dadah, golongan perosak agama dengan penampilan yang tidak sama sekali memperlihatkan 'Islamik', malah ada ketikanya memalukan Islam itu sendiri.

 Ada di antara mereka sanggup menjadi golongan yang membuat angkara terhadap program-program masjid, dengan bertindak liar menghalang mereka yang mahu ke masjid atau surau, atau pun terdapat di kalangan mereka yang bersukan berhampiran dengan masjid, tetapi tidak mengendahkan azan yang berkumandang pada waktu Maghrib, berhenti apabila ada teguran daripada pihak tertentu.

Inilah yang dikatakan tindakan bagaikan meroboh masjid, banyak pihak merasa bimbang dengan tindakan seumpama itu, apatah jika tindakan itu boleh dikaitkan dengan firman Allah menerusi ayat 114 surah al-Baqarah yang membawa maksud: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang menyekat dan menghalangi dari menggunakan masjid-masjid Allah untuk (sembahyang dan) menyebut nama Allah di dalamnya, dan ia berusaha pula untuk meruntuhkan masjid-masjid itu? Orang-orang yang demikian, tidak sepatunya masuk ke dalam masjid-masjid itu melainkan dengan rasa penuh hormat dan takut kepada Allah (bukan secara apa mereka lakukan itu). Mereka (dengan perbuatan itu) akan beroleh kehinaan di dunia, dan di akhirat kelak mereka mendapat azab seksa yang amat besar."

Itu semua tidak melambangkan mereka hidup dengan Islam secara serius, malah hala tuju hidup mereka pun masih kabur, justeru apa yang amat diharapkan dari golongan remaja muslim ini adalah tercetus rasa kesedaran yang amat mendalam terhadap Islam, di ketika Islam diinjak, difitnah, dimahkamahkan, dituduh dengan pelbagai pendekatan negatif, oleh itu remaja seluruhnya disaran agar menjadi remaja seperti yang pernah disebut oleh al-Quran dengan istilah 'Ashabul Kahfi' dan 'Ashabul Ukhdud'.

Ketahuilah bahawa pada usia remaja ini juga tidak akan terlepas daripada dibuat perhitungan di sisi Allah pada hari akhirat. Ia pernah ditegaskan oleh baginda Rasulullah s.a.w. dalam hadis yang bermaksud: "Sebelum kedua-kedua kaki anak Adam (manusia) tergelincir untuk dimasukkan dalam syurga atau pun neraka, maka dia akan ditanya dengan empat perkara: Waktu remajanya apa yang telah dia habiskan, seluruh umurnya apa yang telah dibuat (untuk kebaikan dirinya), tentang hartanya daripada mana sumber ia diperolehi dan bagaimana pula ia dibelanjakan, tentang ilmunya, apa yang telah dia lakukan." (Hadis riwayat Mu'az Bin Jabal).

Remaja hari perlu mencontohi remaja-remaja silam khususnya di kalangan para sahabat dan lain-lain, mereka juga ada perasaan untuk bersuka-ria, rasa nak 'enjoy', tetapi semuanya dikekang kerana ia tidak memberi apa-apa kepada Islam, justeru remaja hari ini juga perlu mentelaah sejarah itu untuk mengembalikan keyakinan diri dengan Islam.

9 jenis pembaziran

Ibnu al-Qayum al-Jauziah mengatakan terdapat sembilan bentuk pembaziran yang sering dilakukan manusia antaranya:


 
  1. Pembaziran ilmu pengetahuan - iaitu membazir jika tidak diamalkan pada jalan kebaikan.
  2. Pembaziran amalan - iaitu membazir jika tidak dilakukan dengan hati yang ikhlas
  3. Pembaziran kekayaan - iaitu membazir jika dibelanjakan pada perkara yang tidak bermanfaat dan tidak diredai Allah SWT.
  4. Pembaziran hati - iaitu membazir jika kosong daripada kasih kepada Allah SWT.
  5. Pembaziran tubuh badan - iaitu membazir jika tidak digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
  6. Pembaziran cinta - iaitu membazir jika dicurahkan kepada selain Allah atau melebihi cinta kepada-Nya.
  7. Pembaziran masa - iaitu membazir jika tidak diurus dengan sebaiknya.
  8. Pembaziran akal - iaitu membazir jika tidak memikirkan sesuatu yang bermakna kepada Agama.
  9. Pembaziran zikir - iaitu membazir jika tidak memberi kesan kepada hati.

 
Semoga nasihat ini memberi manfaat kepada kita semua.

 

Kisah Taubat Malik Bin Dinar


Ibnu Al-Jauzi meriwayatkan dalam Kitab At-Tawwabin(orang-orang yang bertaubat), daripada Malik Bin Dinar bahawa beliau ditanya mengenai sebab taubatnya, lalu beliau menjawab: “Dahulunya aku adalah seorang polis (di zamannya) dan aku pernah membeli seorang hamba wanita yang cantik. Dia amat sesuai bagiku. Lalu, dia melahirkan seorang anak untukku dan aku pun amat kasih padanya. Ketika mana dia mula berjalan, maka bertambahlah kasih sayangku buatnya dalam hatiku. Dia bermesra denganku dan aku pun bermesra dengannya. Setelah dia berumur 2 tahun, dia meninggal dunia dan kesedihannya itu pedih buatku.”


“Pada satu malam iaitu malam pertengahan bulan Syaaban, iaitu malam Jumaat. Aku terlihat di dalam mimpiku seolah-olah telah berlakunya hari kiamat. Sangkakala pun telah ditiup dan para penghuni kubur pun dibangkitkan. Lalu semua makhluk pun dihimpunkan dan aku juga bersama mereka. Maka aku pun terdengar satu pergerakan, aku memalingkan pandanganku. Tiba-tiba ianya adalah seekor ular besar berwarna hitam kebiruan. Ia telah pun membuka mulutnya dan mengejarku. Aku berlari-lari di hadapannya tergesa-gesa. Dalam perjalananku, aku berjumpa dengan seorang lelaki tua yang bersih pakaiannya serta berbau wangi. Maka aku pun memberi salam kepadanya. Dia menjawab salam kepadaku. Aku pun berkata: “Wahai lelaki tua, selamatkanlah aku dari ular ini dan semoga Allah menyelamatkanmu jua.”

Lelaki itu pun menangis dan berkata: “Aku ini lemah dan ianya (ular) pula lebih kuat dariku. Berlarilah dengan segera. Semoga Allah merupakan buatmu sesuatu yang menyelamatkanmu darinya.” Lalu, aku pantas berlalu terus ke hadapan. Lalu aku pun naik ke atas satu anjung daripada anajung-anjung hari kiamat itu. Lalu aku pun melalui di tepi beberapa tingkatan api neraka dan aku hampir-hampir terjatuh ke dalamnya disebabkan pergelutanku itu.

Maka satu suara menjerit: “Berundurlah kamu! Kamu bukan daripada ahlinya.” Lalu aku berasa senang dengan kata-katanya itu dan aku pun berundur. Ular itu juga kembali mengejarku. Maka aku pun kembali semula kepada orang tua itu dan aku berkata: “Wahai orang tua! Aku sudah pun memintamu supaya menyelamatkanku dari ular itu, tapi kamu tidak melakukannya.”

Lalu orang tua itu pun menangis dan berkata: “Aku ini lemah. Tetapi, kamu berlarilah kepada bukit itu. Di sana terdapat tinggalan orang-orang Islam. Jikalau kamu ada tinggalan di sana, ianya dapat membantumu.” Aku pun melihat ke arah sebuah bukit yang dikelilingi oleh perak. Padanya terdapat lubang dindingnya yang menembusi di belakangnya, terdapat dua daun pintu diperbuat dari emas merah, diselangi dengan batu delima dan diliputi oleh permata. Pada setiap daun pintu terdapat tirai dari sutera. Setelah mana aku melihat ke arah bukit itu, aku pun berlari-lari ke arahnya dan ular itu masih di belakangku.

Sehinggalah aku mendekatinya, beberapa malaikat A.S menjerit: “Angkatlah tirai, bukalah daun pintu dan perhatikanlah!, moga-moga terdapat simpanan buat orang putus asa ini dalam kalanganmu semua yang dapat menyelamatkannya dari musuhnya itu.” Setelah mana dibuka daun-daun pintu itu dan mereka memerhatikanku, aku dapati ramai kanak-kanak seumpama bulan-bulan. Ular itu pun mendekatiku dan aku tercengang. Beberapa orang dari kanak-kanak itu menjerit: “Dengarlah kamu semua! Kesemua kamu perhatikannya! Musuhnya telah pun menghampirinya.” Mereka itu pun datang memerhatikan sekumpulan demi sekumpulan.

Tiba-tiba anak perempuanku memerhatikan aku, menangis dan berkata: “Demi Allah ini adalah ayahku!” Lalu dia pun melompat kepadaku dalam satu bekas diperbuat dari cahaya jalan seperti anak panah sehinggalah dia berada di sisiku. Dia pun menghulurkan tangan kirinya ke arah tangan kiriku. Maka aku pun berpaut kepadanya. Dia juga menghulurkan tangan kanannya ke arah ular itu sehinggalah ia melarikan diri. Kemudiannya, anakku itu meletakkan aku dan dia duduk dalam pangkuanku. Dia meletakkan tangan kanannya ke atas janggutku sambil berkata: Wahai ayahku!

“Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah?”(Surah Al-Hadid: 16).

Lalu aku pun menangis dan berkata: “Wahai anakku! Kamu semua tahu tentang Al-Quran?” Maka dia pun berkata: “Wahai ayahku! Kami semua lebih mengetahui tentangnya berbanding kamu semua.” Aku berkata: “Beritahulah kepadaku tentang si ular yang hendak membinasakanku itu.” Si anak itu menjawab: “Itulah amalan burukmu yang telah engkau menguatkannya. Ianya hendak menghumbankanmu ke dalam neraka Jahannam.” Aku bertanya: “Lelaki tua yang aku berjumpa dengannya itu?” Dia menjawab: “Itulah amalan solehmu yang engkau telah melemahkannya sehingga ianya tidak lagi mampu mengalahkan amalanmu yang buruk itu.” Maka aku pun berkata: “Wahai anakku, apakah yang kamu semua lakukan di bukit ini?” Dia menjawab: “Kanak-kanak orang Islam telah tinggal di dalamnya sehinggalah ke hari kiamat. Kami pula menantikan kamu semua datang kepada kami, maka kami dapat membantu kamu semua.” Malik bin Dinar pun berkata: “Maka aku pun terjaga dalam keadaan takut dan gementar. Maka aku pun memecahkan kesemua alat-alat yang digunakan dalam menentang Allah. Aku juga telah meninggalkan kesemua itu. Aku jua telah mengikatkan taubatku dengan Allah Taala, iaitu Taubat Nasuha. Maka Allah pun menerima taubatku itu.”

Uzlah pintu tafakur


Ibnu Athaillah Assukandary dalam Syarah Hikam menyebutkan bahwa dalam diri manusia terdapat bagian yang namanya al-qalbu (hati). Hati ini bisa membuat manusia sejahtera dan bisa pula membuat manusia sakit. Selanjutnya, dia mengatakan bahwa hati ini pula yang membuat tumbuhnya iman, tempat berseminya makrifat kepada Allah SWT, dan berkembangnya rasa keikhlasan.





Berkembangnya rasa keikhlasan manusia sangat dipengaruhi oleh gersang tidaknya hati manusia. Kegersangan hati manusia hanya bisa terobati oleh kedekatan dirinya pada Allah SWT. Bagaimana untuk bisa terus mendekatkan diri kepada Allah SWT? Hanya ada satu cara, yaitu ber-uzlah. Menurut Ibnu Athaillah, yang dimaksud dengan uzlah adalah menghadapkan hati secara terarah khusus kepada Allah SWT. Dengan demikian, menurut dia, hati akan terbebaskan dari masuknya gambaran-gambaran lain selain Allah SWT. Menurut Syekh Zarruq, orang yang ber-uzlah terbagi dalam tiga bagian. Pertama, orang yang ber-uzlah dengan hatinya saja sementara badannya tidak. Kedua, orang yang ber-uzlah badannya saja sementara hatinya tidak. Ketiga, orang yang ber-uzlah baik badan maupun hatinya.


Orang yang ber-uzlah menurut kriteria pertama adalah orang yang dapat memelihara hatinya dari keadaan sekitar dia. Meski hidup di tengah kemaksiatan, ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya. Orang yang ber-uzlah menurut kriteria kedua adalah orang yang terpengaruh oleh keadaan sekitarnya meskipun ia tinggal menyendiri. Sedangkan orang yang ber-uzlah menurut kriteria ketiga adalah orang yang benar-benar menjauhkan diri dari keadaan sekitarnya baik fisik maupun hatinya.


Uzlah yang terbaik menurut Ibnu Athaillah adalah uzlah-nya Ahlun Nihayah atau manusia yang berada pada tingkat sempurna. Berdasar penjelasannya, orang yang berada pada tingkat ini, ciri-cirinya lebih dekat dengan pelaku uzlah yang masuk kelompok pertama. Orang yang masuk kriteria pertama ini hidupnya diibaratkan seekor ikan yang hidup di laut. Ikan laut tidak akan terasa asin walaupun ia hidup di air laut yang begitu asin. Begitulah hidup orang yang beriman, sangat dekat kepada Allah SWT. Ia tidak terpengaruh oleh keadaan sekitarnya yang penuh kemungkaran. Dia justru terus melawan kemungkaran itu.


Dakwah baginya merupakan kewajiban dalam rangka mencegah kemungkaran dan menegakkan yang makruf (QS Ali Imran: 104, 110). Tentu saja dakwah yang dilakukan adalah dakwah yang sesuai dengan perintah Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW. Dakwah yang mengajak manusia untuk beriman kepada Allah SWT dengan cara memberi hikmah, memberi teladan yang baik, dan memperlakukan manusia dengan rasa kemanusiaan (QS An-Nahl: 125). Dengan dakwah seperti itu, manusia yang mendapatkan dakwahnya dapat melakukan uzlah untuk mencapai tingkat kesempurnaan (uzlah ahlun nihayah). Mudah-mudahan, dengan ber-uzlah kita semua bisa mencapai derajat takwa yang juga sempurna.


Wednesday, November 4, 2009

Tujuh golongan yang mendpat naungan Allah.

Tujuh golongan manusia yang mendapat naungan ALLAH di Padang Mahsyar
nanti, di mana pada hari itu tiada naungan selain naungan ALLAH SWT:

 
  1. Pemimpin yang adil
  2. Remaja yang memenuhi masa mudanya dengan beribadat kepada ALLAH
  3. Lelaki yang hatinya bertaut kepada masjid
  4. Dua orang yang saling cinta mencintai kerana ALLAH; mereka bertemu kerana ALLAH dan berpisah juga kerana ALLAH
  5. Lelaki yang digoda(untuk melakukan maksiat) oleh seorang wanita bangsawan lagi jelita, lalu dia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada ALLAH.”
  6. Orang yang bersedekah hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekah oleh tangan kanannya.
  7. Orang yang berzikir kepada ALLAH di tempat sunyi hingga mengalir air matanya.

 
“DUNIA ADALAH HAYALAN”bagaimana tayangan di dalam kamera ini,itulah dunia pada kaca orang MUKMIN.Bagaimana ianya hanyalah ilusi,tidak dapat dilihat,tidak dapat dipegang.yang ada hanyalah deria 5 yang membantu..maka tiada erti dunia kerana ada akhirat.” Tidak ada sesuatupun yang paling berharga yang dimiliki oleh seseorang insan selepas nikmat Islam selain teman/ sahabat yang soleh, apabila kamu dapati kewujudan kasih sayang padanya, maka peganglah ia sungguh- sungguh.” [ Saidina Umar ]

 

Tuesday, November 3, 2009

Taubat oleh Prof Madya Dr Musa Fathullah

Prof Madya Dr Musa Fathullah

Di dalam surah Al-Nisa: 17-18, Allah SWT berfirman, maksudnya:

"Sesungguhnya penerimaan taubat di sisi Allah hanyalah bagi orang-orang yang melakukan kejahatan disebabkan (sifat) kejahilan kemudian mereka segera bertaubat, maka (dengan adanya dua sebab itu) mereka diterima Allah taubatnya, dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.


 
Dan tidak ada gunanya taubat itu kepada orang-orang yang selalu melakukan kejahatan, hingga apabila salah seorang dari mereka hampir mati, berkatalah ia: Sesungguhnya aku bertaubat sekarang ini(sedang taubatnya itu sudah terlambat), dan (demikian juga halnya) orang-orang yang mati sedang mereka tetap kafir.. Orang-orang yang demikian, kami telah sediakan bagi mereka azab seksa yang pedih".
Para mufassirin berkata: Setiap orang yang menderhaka kepada Allah dinamakan jahil, dan perbuatannya dinamakan kejahilan. Ini kerana, kalaulah orang yang menderhaka itu menggunakan ilmunya tentang ganjaran dan hukuman yang akan dihadapi, tentunya ia tidak akan berani melakukan ma'siat.


Tetapi kerana ia tidak menggunakan ilmunya tersebut, maka menjadilah ia seperti tidak berilmu. Atas pertimbangan inilah maka orang yang menderhaka kepada Tuhannya dinamakan jahil, sama ada ma'siat yang dilakukannya itu diketahui sebagai ma'siat atau pun tidak diketahuinya.

 
Ini kerana, ia mungkin mengetahui bahawa perbuatan yang dilakukannya itu adalah ma'siat, tetapi dari sudut lain, ia dikatakan jahil kerana tidak mengetahui kadar seksaan atau kadar kesakitan yang akan dideritanya kemudian.

 
Mengenai firmanNya SWT yang bermaksud, "Kemudian mereka bertaubat dalam masa dekat", mereka bersepakat bahawa yang dimaksudkan ialah sebelum hadirnya kematian, atau sebelum melihat kematian. Dengan kata-kata lain pintu taubat terbuka bagi manusia selama rohnya masih berada dalam jasadnya, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad daripada Abdullah Bin Umar r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba selama ia belum ghargharah(sakrat menjelang maut)".



 Allah SWT menamakan masa tersebut sebagai masa yang dekat, kerana:


  1. Kematian itu pasti datang, dan semua yang datang adalah dekat.
  2. Untuk mengingatkan bahawa masa umur manusia, meskipun panjang, adalah pendek, yakni dekat.
  3. Manusia setiap waktu, mempunyai perasaan kemungkinan didatangi maut, dan setiap yang demikian keadaannya disifati dengan dekat.

 
 Imam Fakhr al-Razi berpendapat bahawa yang dimaksud dengan perkataan, "dalam masa dekat" ialah bahawa ia memulai taubat itu pada masa yang tidak jauh daripada masa melakukan ma'siat agar ia tidak termasuk ke dalam golongan orang yang berketetapan hati untuk terus dalam ma'siat.

  
Adapun orang yang bertaubat dalam masa yang lama selepas ma'siat, dan dalam masa yang lama sebelum mati maka ia terkeluar daripada golongan orang-orang yang dikhususkan dengan kemuliaan kepastian diterima taubatnya oleh Allah SWT. Orang yang demikian termasuk dalam golongan orang-orang yang dijanjikan dengan firmanNya:

 
"Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka".

 Tentunya di antara dua kedudukan tersebut terdapat perbezaan yang jelas. Imam Ghazali berkata bahawa firman Allah SWT:
 
"Kemudian bertaubat dalam masa yang dekat", maknanya dekat dari masa kesalahan atau perbuatan dosa, iaitu dengan menyesali ke atasnya dan menghapus kesannya dengan perbuatan yang baik yang mengiringinya sebelum bertumpuknya kotoran di atas hati, yang menjadikannya susah dihapus.

Kerana itulah Rasulullah SAW bersabda: "Ikutilah kejahatan dengan kebaikan, nescaya ia akan menghapusnya" .

Dan kerananya juga Luqman berkata kepada anaknya:



 
"Wahai anakku, janganlah engkau mentakhirkan taubat.Sesungguhnya mati itu datang dengan tiba-tiba(mengejut) ".


"Wahai anakku, janganlah engkau mentakhirkan taubat. Sesungguhnya mati itu datang dengan tiba-tiba(mengejut) ".



  Barang siapa yang tidak segera bertaubat dengan menunda-nunda, maka ia berada di antara dua bahaya besar: salah satunya: hatinya akan tertimbus kegelapan daripada perbuatan-perbuatan ma'siat, sehingga menjadi kotoran dan tabiat yang tidak dapat dihapuskan. Kedua: ia mungkin akan disegerakan oleh penyakit atau kematian, sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk bertindak menghapuskannya.

Kisah Pembunuh 99 Orang

Dalam sebuah Hadits yang diketengahkan oleh Bukhari dan Muslim secara sepakat disebutkan bahwa: dahulu di kalangan orang-orang yang sebelum kalian -yakni kaum Bani Israil- ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Lelaki ini telah berlumuran darah. Jari-jemarinya, pakaiannya, tangan, dan pedangnya, semuanya basah oleh darah, karena telah membunuh 99 orang dari kalangan orang-orang yang jiwanya terpelihara. Padahal seandainya semua penduduk bumi dan penduduk langit bersatu-padu untuk membunuh seorang lelaki muslim, tentulah Allah akan mencampakkan mereka semuanya dengan muka di bawah ke dalam neraka. Maka terlebih lagi dengan seseorang yang datang dengan pedang yang terhunus, sikap yang kejam, jahat, lagi emosi, akhirnya dia membunuh 99 orang.


 Lelaki pelaku kejahatan ini telah melumuri dirinya dengan darah banyak orang dan membinasakan banyak jiwa yang diharamkan oleh Allah membunuhnya serta mencabut nyawa mereka. Sesudah dirinya berlumuran dengan kejahatan dan dosa besar ini, ia menyadari kesalahannya terhadap Allah. Ia pun ber­pikir tentang hari pertemuannya dengan Allah nanti, teringat saat hari kedatangannya kepada Allah untuk mempertanggungjawab­kan semua dosanya. Dia meyakini bahwa tiada yang mengampuni dosa, yang menghukumnya, yang menghisabnya, dan yang membenci seorang hamba karena dosa, kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni.


Selanjutnya, ia berpikir untuk kembali dan bertaubat kepadaNya agar Dia membebaskannya dari neraka.
 
 Maka keluarlah ia dengan pakaian yang berlumuran darah, sedang pedangnya masih meneteskan darah segar dan jari-­jemarinya berbelepotan darah. Ia datang bagaikan seorang yang mabuk, terkejut, lagi ketakutan seraya bertanya-tanya kepada semua orang: “Apakah aku masih bisa diampuni?”


Orang-orang berkata kepadanya: “Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni.”

Dia menyadari bahwa tiada yang dapat memberi fatwa dalam masalah ini, kecuali hanya orang-orang yang ahli dalam hukum Allah. Ia pun pergi ke sana, ke tempat rahib itu, seorang ahli ibadah dari kalangan kaum Bani Israil yang belum pernah merasakan manisnya ilmu dan tidak pernah membekali dirinya dengan pengetahuan, penelitian, dan penguasaan terhadap masalah-­masalah agama. Dia hanya melakukan ibadahnya menurut tata cara yang dibuat-buatnya sendiri tanpa ada dalil, baik dari syari’at maupun agama.

http://kisahislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=46:kisah-pembunuh-99-orang&catid=7:kisah-teladan&Itemid=80

Monday, November 2, 2009

Bala Allah - Antara persoalan dan punca berlaku



Kenapa Allah SWT menurunkan bala ke atas hamba-Nya? Mengapa ia tidak ditimpakan ke atas generasi akan datang? Adakah bala yang ditimpakan itu membuktikan kemarahan Allah ke atas diri kita yang terpaksa menanggung risiko akibat perbuatan orang lain?

Apabila dilihat telatah, gelagat dan perwatakan umat Islam hari ini memperlihatkan benar-benar mereka mengundang bala daripada Allah SWT.

Kita amat berharap agar cukuplah bala yang ditimpakan sejak peristiwa tsunami agar ia tidak berulang dengan yang lebih besar daripada itu.

Bermacam-macam persoalan timbul mengenai bala yang merisaukan banyak pihak.

Tapi apakah sebenarnya bala itu? Bala yang diambil daripada perkataan Arab iaitu 'bala' bermakna hukuman daripada Allah akibat salah laku manusia kerana mengingkari sepenuhnya atau sebahagian daripada perintah Allah SWT.

Bala ini pernah terjadi di zaman para Anbiya' sebelum Nabi Muhammad s.a.w., seperti yang diceritakan oleh Allah dalam al-Quran menerusi ayat 133 surah al-'Araf~ yang bermaksud: Telah Kami kirimkan ke atas mereka (umat Nabi Musa) ribut taufan, belalang, kutu, katak dan darah, sebagai tanda yang cukup jelas keingkaran mereka terhadap ajaran Nabi Ibrahim, mereka menyombong diri dan sesungguhnya mereka adalah golongan penjenayah (yang melakukan kerosakan di muka bumi).

Begitu juga Allah menceritakan mengenai kaum Nabi Lut yang melakukan perbuatan terkutuk yang disifatkan oleh Nabi Lut sendiri sebagai perbuatan yang tidak pernah berlaku di dunia sebelum itu, maka Allah musnahkan mereka tanpa memberi peluang untuk mereka bertaubat ke jalan kebenaran, sila rujuk ayat 81 surah al-'Araf~.

Kesalahan yang patut terima hukuman

Sesungguhnya bala tidak akan diturunkan oleh Allah ke atas manusia, melainkan kerana didahului dengan kesalahan yang dilakukan oleh mereka. Bezanya umat nabi-nabi terdahulu dikirimkan bala tanpa memberitahu isyarat kehadirannya, namun bagi umat Nabi Muhammad s.a.w., isyarat atau tanda-tanda kehadiran bala itu dapat dikesan oleh mereka yang kuat berpegang kepada agama dengan pelbagai kaedah, pendekatan dan bentuk tertentu.


Ini menandakan bahawa Allah SWT amat sayang kepada kita hingga menzahirkan isyarat atau tanda agar kita segera mengingati-Nya, boleh juga disifatkan diri kita sebagai hamba emas yang amat disayangi di sisi Allah, cuma umat ini sahaja yang tidak mengenal erti kasih sayang Allah.

Jelas di sini bahawa kesalahan umat terdahulu hingga ditimpakan pelbagai bentuk bala daripada Allah, kerana melakukan perkara-perkara yang becanggah dengan ajaran nabi-nabi mereka, tetapi kita perlu ingat, bahawa Allah Yang Maha Berkuasa boleh mengirim bala kepada kita serupa dengan apa yang pernah berlaku pada zaman lampau dan juga mampu mengirim bala yang tidak pernah ketika itu.

Ini dapat kita lihat pada hari ini seperti penyakit HIV, selesema burung yang menggerunkan banyak pihak, penyakit kaki, tangan dan mulut dan macam-macam lagi, ia dikirimkan agar manusia kembali ke pangkal jalan.

Sepatutnya sebagai umat Nabi Muhammad s.a.w. kita berjaya meloloskan diri daripada bala-bala yang disebutkan di atas, tetapi kenapa berlaku juga? Ia merupakan satu persoalan yang patut segera mencari jawapannya.

Ini tidak lain kalau tidak kita melakukan perkara yang menyanggah tuntutan agama, terdapat selain kita yang sanggup menggadai maruah agama.

Mari kita selidik secara halus tindakan manusia hari ini yang mengundang bala daripada Allah, program hiburan keterlaluan walaupun telah disanggah dan diingatkan oleh golongan ulama khususnya para mufti seperti JomHeboh, Mentor musim kedua, Akademi Fantasia musim keempat, kelima dan banyak lagi.

Cuba kita perhatikan reaksi manusia selepas tamat program-program seumpama itu, laporan akhbar arus perdana menyebut, 70 pasangan Melayu daripada peringkat usia 15-40 tahun disaman atas pelbagai kesalahan hingga ibu bapa mereka turut dipanggil ke pejabat agama.

Kesalahan mereka yang dikenal pasti kerana meminum arak, berkhalwat dan bermacam-macam jenis maksiat yang canggih-canggih, ini tidak termasuk laporan yang menyebut 21 kes anak luar nikah berlaku dalam tempoh sebulan baru-baru ini.

Kita dikejutkan dengan berita seorang ibu muda yang sanggup menjerut leher kedua anak lelakinya dengan wayar seterika hingga membawa kepada kematian.

Laporan akhbar arus perdana juga ada menyebut menyebut mengenai gejala samseng pelajar-pelajar perempuan yang memukul, menerajang rakan mereka di alat sulitnya hingga menyukarkannya untuk menduduki peperiksaan SPM, terdapat juga gejala samseng ini menular di sekolah-sekolah menengah hingga ada pelajar perempuan yang mengugut rakan mereka untuk menyebarkan gambar bogelnya setelah dia dipaksa berbuat demikian atas kesalahan yang kecil dan bermacam-macam lagi..

Terbaru seperti yang dilaporkan muka surat depan akhbar Berita Harian bertarikh 21 November 2007 (Rabu) yang memaparkan gambar-gambar model yang kononnya mempamerkan aksesori barangan kemas pada majlis pelancaran Anugerah Bintang Popular Berita Harian 2007. Persoalannya adakah pihak editorial BH tidak ada sensitiviti mengenai penampilan para gadis yang mendedahkan aurat apatah lagi pada majlis hiburan yang mengundang bala daripada Allah SWT.

Sama-samalah kita fikirkan sebelum terlambat, tidakkah kita perasan mengapa Allah sudah mula menurunkan banjir kilat dan hujan lebat di negeri Johor, sama-samlah kita renung dan muhasabah diri akan kesalahan yang telah kita buat.





Faktor atau punca berlaku bala


Dalam kesempatan ini, forum agama cuba menyelongkar pendekatan daripada hadis-hadis sohih Nabi Muhammad s.a.w. sejak 14 abad yang lalu yang menyebut secara jelas faktor, sebab atau punca berlaku bala yang dikirim oleh Allah SWT ke atas umat baginda:

1- Ilmu Islam akan beransur hilang sedikit demi sedikit.
2- Umat Islam sanggup mengikuti jejak langkah Yahudi dan Nasrani dalam tindakan, teladan, pertuturan dan cara hidup mereka.
3- Muncul golong anti hadis (yang tidak dibendung).
4- Umat Islam yang terlalu banyak bergelumang dalam keseronokan.
5- Terlampau mewah.
6- Menghimpun harta sebanyak mungkin (hingga lupa untuk menggarap ilmu agama).
 7- Tipu menipu dalam perkara dunia.
8- Saling bertengkar dalam urusan remeh-temeh (yang sepatutnya boleh dimaafkan).
9- Tersebar luas hasad dengki serta hasut menghasut di kalangan mereka.
10- Islam dianggap sebagai agama asing atau berdagang di negara umat Islam sendiri.
11- Berleluasa amalan rasuah dengan pelbagai bentuk dan helah.
12- Orang yang baik terlalu sedikit, malah orang yang jahat semakin ramai.
13- Muncul orang yang tidak peduli sumber harta yang diperolehinya.
14- Riba wujud di mana-mana.
15- Ramai yang minum arak dan menamakannya sebagai bukan arak.
16- Golongan lelaki semakin sedikit dan golongan wanita semakin ramai.
17- Golongan lelaki yang menyerupai wanita dan sebaliknya.
18- Ibu melahirkan tuannya.
19- Bangunan pencakar langit.
20- Muncul ramai ahli ibadat tapi jahil dan ramai golongan ulama tapi fasiq.
21- Orang yang berpegang dengan Islam bagai menggenggam bara api.
22- Berlaku peperangan demi peperangan.
23- Masa akan menjadi singkat.
24- Muncul galian-galian bumi.
25- Ujian yang dahsyat terhadap iman.
26- Peperangan di kawasan sungai Furat kerana menyebut kekayaan.
27- Ketiadaan iman untuk bersolat jamaah.
28- Al-Quran akan hilang dan ilmu akan diangkat menghadap Allah.
29- Bermegah-megah dengah keindahan masjid dan kosong dengan pengisian agama.
30- Menggadai agama kerana dunia.
31- Pelaksanaan haji dan umrah bukan kerana Allah.
32- Harta negara bertukar tangan di kalangan pemimpin.
33- Sesuatu amanah dianggap sebagai batu loncatan untuk mengaut keuntungan.
34- Bayaran zakat dianggap sebagai denda/saman.
35- Suami yang terlalu tunduk kepada isteri.
36- Anak-anak yang menderhaka terhadap ibu mereka.
37- Muncul ramai orang yang patuh dan setia yang tidak berbelah bagi kepada kawan dan rakan.
38- Golongan bapa yang hampa kerana disia-siakan oleh anak-anak mereka sendiri.
39- Berlaku pertengkaran dalam masjid.
40- Apabila orang yang rendah maruahnya dipilih menjadi ketua sesuatu kaum.
41- Apabila orang memuliakan orang lain kerana takutkan kejahatannya.
42- Apabila minuman keras tersebar luas.
43- Ramai golongan lelaki yang memakai sutera.
44- rtis-artis wanita diagung-agungkan.
45- Alat-alat muzik diguna-pakai (sebagai mata pencarian).
46- Kesilapan manusia hari ini mengutuk generasi terdahulu.

Apabila perkara yang disebutkan itu berlaku, maka kata Nabi, tunggulah ketika itu akan datang kepada manusia angin panas, ribut taufan, puting beliung dan bahaya-bahaya yang lain serta hingga berlaku penukaran corak dan rupa.

Sunday, November 1, 2009

Keluarga bahagia




Mengapa sukar bahagia? Kadangkala kita seringkali bertanya di manakah kebahagiaan itu atau mungkin juga kita memikirkan mengapa kebahagiaan itu sukar hadir dalam istana yang kita bina bersama pasangan atau ada yang bertanya mengapa kebahagiaan saya kian menjauh.


Sebenarnya jawapan kepada kesemua persoalan itu ada di dalam diri kita sendiri. Yang menjadi musuh kita selama ini adalah sikap. Mahu atau tidak mahu sahaja untuk berubah. Bermulalah dengan mendefinisikan syurga rumahtangga anda sendiri.


Hakikat yang mesti diterima adalah syurga orang lain tidak mungkin sama dengan apa yang ingin dibina oleh kita. Ayat yang lebih mudah, kebahagiaan dalam kamus kita mungkin berbeza dengan kamus kebahagiaan orang lain. Merasa bahagia itu terlalu subjektif untuk dihuraikan. Jadi, ciptakan kebahagiaan itu sekarang sebelum kita kehilangannya.


Ada beberapa perkara yang kita anggap remeh namun ianya amat berkesan dalam membina perhubungan berumahtangga antara kita dan pasangan. Ianya termasuklah mengelipkan mata pada pasangan sesekali, memilih lagu yang boleh dinyanyikan bersama sewaktu memandu atau ketika beristirehat di rumah pada hujung minggu dan hari cuti atau setidak-tidaknya suami menyediakan sarapan untuk isteri dan anak-anaknya.


Tanya lah diri adakah kita mempraktikkan kesemua perkara di atas. Mungkin dalam 50, hanya seorang yang berbuat demikian atau tiada langsung.


Tiada salahnya memulakan setiap hari baru dengan kucupan mesra untuk pasangan. Ini bukan sahaja membuatkan pasangan merasa dihargai dan disayangi malah memcambahkan lagi benih-benih cinta dan menyemarakkan kasih sayang dalam ‘istana’ yang dibina. Pernahkah kita bertanya ‘sesekali’ kepada pasangan, “Apakah yang saya boleh buat untuk membuatkan awak merasa bahagia?” Pernahkah kita bertanya begitu? Tepuk dada tanyalah selera!


Tidak sukar sebenarnya untuk mencipta bahagia. Jika orang lain boleh bahagia dengan cara mereka, kita juga punya cara untuk mencipta bahagia di dalam ‘syurga impian’ kita menurut kepada acuan kita sendiri.


Tidak sukar sebenarnya! Berubahlah sedikit demi sedikit. Pling utama selalulah berdoa kepada Allah untuk pasangan dan anak-anak. Mohonlah untuk kekalkan keharmonian dalam kehidupan berumahtangga. Bukankah Allah berfirman, antara lain maksudnya :
Mohonlah kepada Aku nescaya Aku akan kabulkan".


Tips Rumahtangga Yang Bercirikan Syurga

  • Meningkatkan ilmu pengetahuan pada seisi rumah itu.


  • Penghayatan agama yang berterusan.


  • Memastikan seisi rumahtangga dalam keadaan sihat sejahtera dan aman damai.


  • Perlu adanya pengukuhan ekonomi.


  • Komunikasi yang cemerlang.


  • Wujudnya kemesraan antara suami dan isteri.


  • Suasana rumahtangga yang selesa.



Tips Komunikasi Keluarga Cemerlang


  • Berkongsi melakukan tugasan di rumah


  • Berbincang dalam membuat perancangan sesama ahli kelaurga atau sebelum membuat keputusan yang memberi kesan kepada keluarga


  • Menggunakan humor yang bersesuaian untuk mengurangkan ketegangan yang disebabkan oleh konflik yang mungkin berlaku.


  • Meraikan hari ulangtahun perkahwinan dan hari lahir bersama ahli keluarga.


  • Makan malam bersama.


  • Beribadah secara berjemaah.


  • Riadah bersama keluarga atau membawa keluarga pergi bercuti di tempat yang bersesuaian.

Tips Komunikasi ke Arah Meningkatkan
Kasih Sayang Berkekalan

  • Berkongsi impian dan tugasan di rumah.
  • Tidak mudah dan tidak sesekali merasa kecewa walaupun menempuh cabaran dan masalah dalam rumahtangga.
  • tidak berdendam-kesumat antara satu sama lain.
  • Sentiasa memohon maaf dan memaafkan kesilapan masing-masing.
  • Sentiasa mencari emas dalam diri pasangan.
  • Menganggap pasangan sebagai kawan yang paling akrab.
  • Sentiasa bersolat jemaah dan saling doa mendoakan pasangan.
  • Berterus terang mengenai perselisihan yang kecil untuk mengelakkan konflik yang lebih besar.
  • Memahami kepentingan hubungan seks.
  • Mencari perubahan untuk merangsang perubahan dalam rumahtangga.


Tips Komunikasi Cemerlang, Gemilang, Terbilang Pasangan Suami Isteri
  • Berdoa kepada Allah S.W.T untuk sentiasa disayangi oleh pasangan.
  • Sentuh dan tegur pasangan sebelum menyambung kerja lain apabila pasangan balik ke rumah.
  • Berlatih untuk menjadi pendengar yang baik.
  • Memberi pujian kepada pasangan mengenai penampilan masing-masing dan memberi galakan kepada perubahan yang cuba dibuat oleh pasangan.
  • Memujuk apabila pasangan marah atau berkecil hati
  • Ucapkan kata-kata syang atau romantik dua kali sehari.
  • Memberi perhatian terhadap perkara yang disampaikan oleh pasangan dengan tekun.
  • Peluk pasangan dengan penuh kasih sayang tujuh kali sehari.
  • Ucapkan terima kasih atas setiap khidmat yang diberikan oleh pasangan.
  • Sentiasa memastikan bilik tidur dalam keadaan kemas seperti baru berkahwin.